Jumat, 29 November 2013

Non Parametik


Statistika Non parametik?? apa itu??
Statistika Non parametik digunakan jika data yang akan diolah tidak memenuhi asumsi-asumsi statistika parametik. Jadi asumsi statistika parametiknya itu apa??

Asumsi Statistika Parametik (Santoso, 2003):
1.   Data dalam jumlah besar yaitu ≥ 30.
2.   Distribusi data dianggap normal dan metode tertentu seperti uji F (Anova). 
3.   Persyaratan  tambahan berupa kesamaan varians diantara kelompok data.
4.   Data bertipe interval atau rasio.

Nah, jika data yang akan diolah tidak memenuhi asumsi seperti diatas, metode pengolahan yang kita ambil adalah non parametik. Ada banyak  perhitungan yang dapat dilakukan pada statistika parametik ini. contohnya:
Korelasi Spearman dan Kendall Tau
Uji Chi Square
Uji Wilcoxon
Uji  Mann-Whitney (U Test)
Uji Kruskal-Wallis (H Test)
Two Independent Samples Test
Two Related Samples Test
K Independent Sample Test
Metode yang akan dibahas adalah uji Chi square dan uji wilcoxon.

Definisi dari uji wilcoxon adalah sebagai berikut:
Suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua sampel dependen yang berpasangan atau berkaitan dan digunakan sebagai alternatif pengganti uji  Paired Sample T Test jika data tidak berdistribusi normal. Uji Wilcoxon cocok digunakan apabila kita tidak hanya mengetahui besarnya setiap beda tetapi juga arah harga pengamatan yang bersangkutan, maka kita dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing beda tersebut. Uji wilcoxon berfungsi untuk menguji perbedaan antar data berpasangan, menguji komparasi antar 2 pengamatan sebelum dan sesudah (before after design) dan mengetahui efektivitas suatu perlakuan (Priyatno,2012).
Asumsi dari uji ini adalah:
1. Data untuk analisis terdiri atas n buah benda. 
2. Sampel X dan Y adalah variabel-variabel acak kontinyu.
3. Data hasil pengukuran adalah data kuantitatif yang tidak diketahui normalitas distribusinya (data interval).
4. Berhadapan dengan kasus sampel yang berhubungan.

Uji dengan metode ini  memiliki 2 jenis penggunaan tabel yaitu one sided dan two sided. perbedaan dari kedua tabel ini adalah pencarian hasil yang akan kita lakukan. jika kita hanya ingin mengetahui terdapat pengaruh yang dilakukan antara sebelum dan sesudah inovasi dapat kita gunakan tabel two sided sedangkan jika ingin mengetahui yang lebih spesifik yaitu lebih besar atau lebih kecil dari sebelumnya menggunakan tabel one sided. untuk mengetahui apakah lebih besar dari sebelumnya, nilai yang dibandingkan adalah negatif, sebaliknya untuk mengetahui apakah lebih kecil dari sebelumya nilai yang dibandingkan adalah nilai positif.

Uji kebebasan digunakan untuk memeriksa hubungan (asosiasi) dari dua peubah kategorik sehingga dapat menyimpulkan apakah kedua peubah tersebut saling bebas (tidak berpengaruh) ataukah keduanya saling bertalian (berpengaruh). Gagasan ini didasarkan atas anggapan bahwa nilai frekuensi observasi mendekati nilai frekuensi harapan jika kategori-kategori independen.
Jika ada hubungan antara dua faktor, maka dikatakan bahwa dua faktor tersebut saling bertalian/dependen tepatnya saling bertalian secara statistik. 
Jika tidak ada hubungan antara dua faktor, maka dikatakan bahwa dua faktor tersebut saling bebas/independen tepatnya saling bebas secara statistik.

Ciri-ciri:
Selalu positif
df = k - 1, dimana k adalah jumlah kategori.  Jadi bentuk distribusi chi square tidak ditentukan banyaknya sampel melainkan banyaknya derajat bebas.
Bentuk distribusi chi square menjulur positif. Semakin besar derajat bebas, semakin mendekati distribusi normal.
Dalam melakukan uji Chi Square, harus memenuhi syarat:
1. Sampel dipilih secara acak.
2. Semua pengamatan dilakukan dengan independen.
3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu).
4. Sel-sel dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel.
        (Cochran, 1954)

Jumat, 08 November 2013

SAMPLING PROBABILISTIK DAN NON PROBABILISTIK

Perencanaan sampling probabilitas
Perencanan yang menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Faktor pengawasan yang mendasari semua perencanaan sampling probabilitas yang utama ialah sifat keacakan. Sampling ini lebih menitikberatkan pada kemungkinan atau probabilitas atau peluang untuk setiap kejadian.
Klasifikasi sampling probabilistik
1) Simple random sampling
Setiap individu dalam kerangka sampling mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden dalam riset. Simple random sampling digunakan apabila populasi merupakan populasi yang homogen dan hanya mengandung satu ciri. Cara melakukan simple random sampling, antara lain:
a) Pengambilan sampel dengan undian terhadap semua populasi, baik dengan pengembalian maupun tanpa pengembalian.
b) Menggunakan tabel random sampling (pengambilan sampel dengan tabel bilangan random)

2) Systematic sampling
Pengambilan sampel secara sistematik. Strategi memilih sampel melalui peluang dan suatu sistem. Sistem adalah strategi yang direncanakan untuk memilih anggota setelah memulai pemilihan acak. Pengambilan sampel dari nomor subjek dengan jarak yang sama (ordinal sampling).

3) Stratified sampling
Kerangka sampling dibagi ke dalam beberapa sub-bagian yang terdiri dari beberapa kelompok yang mempunyai kesamaan karakteristik dan masing-masing kelompok dipilih secara random. Stratified sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan sub kelompok (strata) memiliki jumlah yang terwakili. Teknik ini digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok dan antara kelompok tersebut tampak strata atau tingkatan. Teknik ini bertujuan untuk memastikan kelompok/ kategori yang kecil dalam populasi cukup terwakili. Untuk ukuran sampel yang sama, stratified random sampling lebih efisien dibanding simple random sampling.

4) Cluster sampling
Pengambilan sampel secara random dimana populasi dibagi menjadi beberapa cluster dan masing-masing cluster merupakan kelompok individu yang homogen. Penyeleksian sampel dalam kelompok yang dimaksud dalam cluster sampling ini bukan menyeleksi individu secara terpisah. Teknik ini digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai ciri sendiri-sendiri.
Pada stratified sampling mengambil sampel dari tiap strata, pada cluster sampling tidak mengambil dari tiap cluster, tetapi hanya cluster yang dipilih saja. Untuk ukuran sampel yang sama, hasil teknik cluster sampling kurang akurat dibandingkan dengan simple sampling atau stratified sampling.
Cluster sampling terdiri dari Single Stage Cluster Sampling yakni, jika semua anggota cluster menjadi sampel, dan Multistage Cluster Sampling yakni, jika suatu cluster terdiri dari cluster-cluster lagi, dan sampel diambil dari cluster dibawahnya.

5) Multi-stage random sampling
Penarikan sampel secara random melalui beberapa tingkatan. Sampel diturunkan dari populasi secara random sebagai tahapan pertama kemudian dari sampel tersebut ditarik lagi secara random ke dalam sampel yang lebih kecil sebagai tahapan kedua dan seterusnya.

Perencanaan sampling nonprobabilitas
Teknik pengambilan sampel tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan umum dari perencanaan sampling probabilitas ialah memperoleh gambaran kasar dari sekumpulan unsure sampel.
Dalam sampel non probabilitas sukar untuk menentukan jumlah kesalahan sampling, sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan secara langsung beberapa temuannya dengan populasi yang lebih besar. Ini karena populasi yang ada sebagian besar tidak teridentifikasi dengan salah satu atau semua variasi sampling nonprobabilitas.
Klasifikasi sampling non-probabilistik
1) Judgement/Purposive sampling
Cara memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang sedang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan. Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang memiliki keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.Teknik ini merupakan pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

2) Convenience/Opportunity sampling
Memilih unit-unit analisis yang dianggap sesuai oleh peneliti. Dalam pemilihan poin-poin sampel dari kerangka sampling dilakukan secara tidak terstruktur dan arbiter. Teknik ini sering digunakan pada situasi- situasi praktis tertentu. Pemilihan sampel didasarkan pada kemudahan akses.

3) Snowball sampling
Memilih unit-unit yang mempunyai karakteristik langka dan unit-unit tambahan yang ditunjukkan oleh responden sebelumnya, misalnya responden pertama menunjuk temannya kemudian teman tersebut menunjuk lagi ke teman lainnya dan seterusnya.

4) Quota sampling
Populasi pertama-tama disegmentasi ke dalam sub kelompok secara mutually exclusive, kemudian penilaia digunakan untuk memilih subjek atau unit dari masing-masing segmen yang didasarkan pada proporsi yang spesifik. Pada teknik ini, pemilihan sampel disesuaikan dengan karakteristik populasi yang telah ditetapkan sampai memenuhi quota yang telah ditentukan.


5) Accidental sampling
Menyeleksi sampel dari orang-orang atau poin-poin yang sudah ada dan cocok. Jika peneliti menggunakan teknik ini, maka yang bersangkutan tidak boleh melakukan generalisasi ke dalam populasi karena tidak dapat mewakili. Jenis sampling seperti ini bermanfaat hanya dalam pengujian awal. Pada teknik ini, pemilihan sampel tidak secara acak dan dengan pertimbangan khusus/tertentu. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh sampel sekenanya saja, yang dijumpai saat itu. Accidental sampling merupakan teknik sampling yang sangat dihindari.

Sampling-sampling ini digunakan untuk bahan dalam pembuatan proposal penelitian. proposal penelitian bersifat ilmiah sehingga harus berdasarkan kenyataan yang ada. karena itu lah sangat dibutuhkan sampling sebagai pengumpul data yang selanjutnya dapat diolah sesuai keperluan. perbedaan sampling probabilistik dan non probabilistik terletak pada cara penelitan yang dilakukan. jika melakukan penelitian tentang sosial atau berhubungan dengan manusia maka digunakan sampling non probabilistik. begitu pula dengan sebaliknya, jika penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah diketahui atau harus dilakukan pengujian berdasarkan hipotesis-hipotesis yang dibuat, maka digunakan sampling probabilistik.



Sumber:
http://fhienie.wordpress.com/2009/05/22/tekhnik-sampling-probabilitas-dan-non-probabilitas/
http://retnozone.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-teknik-sampling.html