Jumat, 30 Desember 2011

Manusia dan Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan hal yang wajib dilakukan bagi seseorang. Pada dasarnya,ada banyak motif atau alasan manusia melakukan tanggung jawab.
Secara sadar ataupun tidak sadar, manusia telah melakukan perbuatan yang bertanggung jawab. akan tetapi tidak sedikit pula manusia yang tidak mau bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah konsekwensi yang harus kita tanggung dari semua berbuatan kita.
Karena itu tanggung jawab dapat dibagi menjadi 5:

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
tanggung jawab inilah yang paling banyak dilakukan oleh orang-orang. mengapa? karena tanggung jawab ini tidak dapat dialihkan. apa yang terjadi kepada kita adalah tanggung jawab kita sendiri.sebagai contoh apabila ada seseorang yang karena kelalaiannya menyebabkan kakinya harus diamputasi, siapakah yang bisa menanggung? tentu dirinya sendiri walaupun seandainya ibu dari orang itu ingin menanggungnya apakah bisa kaki ibunya digantikan ke orang itu? tentu saja tidak. karena itu ia harus menanggung resiko itu sendiri.

2. Tanggung jawab terhadap keluarga
tanggung jawab ini didasarkan oleh cinta. apabila tidak ada cinta, seseorang dapat lari dari tanggung jawab ini. seperti kata  di awal, tanggung jawab adalah konsekwensi dari perbuatan kita. kita sendiri yang sudah berkomitmen untuk berkeluarga dan memiliki anak, karena itu, kita juga harus bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. akan tetapi tidak sedikit orang hanya ingin menikmati enaknya dan tanggung jawabnya diabaikan karena kesadaran seserang itulah yang dapat melakukan tanggung jawab ini dan cinta adalah dasarnya.

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, karena itu kita harus bisa berinteraksi kepada manusia yang lain. dalam proses interaksi ini, kita harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatan kita agar dalam proses interaksi ini tidak terganggu. 
ada banyak hal yang harus kita pertanggungjawabkan seperti sopan santun dan etika, kepercayaan, perbuatan dan lain-lain. apabila kita dapat mempertanggungjawabkan semua itu maka kita akan dapat lebih mudah untuk bersosialian dengan yang lain.

4. Tanggung jawab terhadap negara
seperti halnya tangung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap negara memiliki pola yang sama. hanya tanggung jawab terhadap negara memiliki ruang lingkup yang lebih besar. negara adalah sebuah organisasi besar yang tentu saja memiliki peraturan untuk mengatur rakyatnya sebagai anggota. karena itu kita sebagai rakyat jaga memiliki tanggung jawab untuk menjaga peraturan itu. apabila kita melakukan pelanggaran , kita juga harus bertanggung jawab menerima hukuman.

5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
kita manusia adalah ciptaan dari Tuhan akan tetapi Tuhan tidak hanya menciptakan manusia semata. Tuhan juga menciptakan makhluk hidup lain dan alam untuk kebutuhan kita manusia, karena itu pulalah kita harus bertanggung jawab kepada Tuhan atas semua pemeberiannya itu dengan menjaganya dengan baik, dekat dengan Tuhan dan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan yang tertulis di kitab suci berbagai agama.



Sumber: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=manusia%20dan%20tanggung%20jawab&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Femil.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F18756%2Fbab9-manusia_dan_tanggung_jawab.pdf&ei=0pn8ToTwNYi4rAek0NwB&usg=AFQjCNEeux2O4H6AchQrBtqpQTIcgdzJiw&cad=rja   

Kamis, 29 Desember 2011

Manusia dan Keadilan

Manusia dan keadilan. Apabila kita mendengar kata-kata ini, mungkin memang benar manusia tidak akan pernah lepas dari kata keadilan ini. Setiap manusia cenderung untuk mencari keadilan dalam hidupnya. Akan tetapi sangat disayangkan sekarang keadilan dapat dibeli dengan uang. Keadilan adalah milik orang beruang, itulah realita yang terjadi sekarang ini. Pada kesempatan kali ini saya memang akan menjelaskan tentang manusia dan keadilan, tapi yang saya jelaskan bukanlah tentang keadilan yang sudah tidak "adil" pada zaman sekarang, melainkan macam-macam keadilan
Macam-macam keadilan
dari sumber yang sudah saya dapat, keadilan dapat dibagi menjadi 3 macam keadilan.
1. Keadilan legal atau keadilan moral
2. Keadilan distributif
3. Keadilan komutatif


1. Keadilan legal atau keadilan moral
Keadilan legal dan keadilan moral memiliki makna yang sama, perbedaannya adalah pencetus keadilan moral adalah Plato dan yang menyebut keadilan legal adalah Sunoto. akan tetapi kedua hal ini memiliki makna yang sama yaitu, keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.
keadilan ini menegaskan tentang fungsi-fungsi dari masyarakat. maksudnya adalah seorang polisi akan melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsinya. apabila ada seseorang yang bukan polisi melakukan pekerjaan sebagai polisi maka akan timbul ketidakadilan. 
karena itu, untuk menjga keadilan ini, manusia sudah mengupayakannya dengan melakukan pembatasan wewenang.

2. Keadilan distributif
pencetus keadilan ini adalah Aristoteles yang berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana apabila hal-hal yang sama dilakukan secara sama dan hal-hal yang berbeda dilakukan hal yang berbeda(justice is done when equals are treated equally). mengapa demikian? bukankah adil itu berarti sama?
ya mungkin benar adil berarti sama, apabila ada seorang anak kembar kelas 5 sd. sang kakak diberi uang jajan Rp.5000 sedangkan sang adik diberi uang jajan Rp.2000. mungkin benar dalam kondisi ini orang tua si anak kembar ini tidak adil  karena membedakan hak sang anak.
akan tetapi apabila sang kakak bersekolah di sekolah yang agak jauh dan memerlukan biaya transportasi  sedangkan sang adik memiliki sekolah yang dekat dengan rumahnya yang hanya memerlukan sepeda untuk sampai ke sekolah, apakah ini masih dibilang tidak adil?
apabila uang jajan mereka disamakan, maka akan uncul ketidakadilan bagi sang kakak. jadi dapat disimpulkan bahwa keadilan terjadi apabila perlakuan yang sama diberikan kepada kondisi yang sama dan perlakuan yang berbeda diberikan kepada kondisi yang berbeda.

3. Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat. 
dalam hal ini, manusia harus berusaha untuk mempertahankan posisinya dalam kehidupam bermasyarakat. 




Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab7-manusia_dan_keadilan.pdf 

Senin, 05 Desember 2011

Manusia dan Penderitaan


Kekalutan Mental
Kekalutan mental biasa kita sebut dan ketahui dengan penderitaan batin akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi masalah dalam hiidupnya yang membuat seseorang bertingkah laku diluar kewajaran.

Gejala permulaan seseorang yang mengalami kekalutan mental bisa terlihat secara fisik maupun batin seperi contohnya :

1.  Secara fisik bisa dilihat/dirasakan dengan gejala yang kita alami pada jasmani kita, contohnya merasakan demam, pusing, nyeri pada lambung, dan flu.

2. Secara batin bisa Nampak dengan rasa cemas, sakit hati, cemburu, ketakutan, apatis, atau patah hati.

Seseorang yang mengalami kekalutan mental akan mengalami beberapa tahapan seperti :
a. Gejala jasmani dan rohani muncul, misalnya cemas, takut, atau sekadar pusing.
b. Cara bertahan yang salah. Orang yang mengalami kekalutan mental cenderung memilih cara bertahan yang salah (negative) yaitu menarik diri / mundur dari masalah. Pada orang lain yang tidak mengalami kekalutan mental akan menghadapi masalahnya sehingga tidak menekan perasaan. Jadi bukan melarikan diri tapi menghadapi masalah dan memecahkan persoalannya.
c. Kekalutan merupakan titik patah (break down) dan orang tersebut mengalami gangguan
Contoh kasus:
Sebagai manusia, kita adalah makhluk yang kompleks, selain rasa cinta dan kasih sayang, kita juga memiliki penderitaan seperti salah satunya adalah kekalutan mental.
Sebagai contoh dalam kehidupan kita sehari-hari misal seorang siswa yang akan menjalani presentasi atau ulangan akhir besok, pasti akan merasakan grogi yang hebat, biasanya timbul gejala-gejala fisik maupun batin. Atau misalnya seorang remaja yang mengalami patah hati karena penolakan cinta, jiwanya akan mengalami kekalutan walaupun hanya bersifat sementara. Atau juga seorang yang diberikan tanggung jawab, namun dia melakukan kesalahan besar yang membuat namanya tercoreng, pada tipe orang seperti ini (mayoritas) biasanya lebih memilih untuk menarik diri dari masalah. 

Dari penjelasan diatas, opini saya adalah, kita sebagai makhluk Tuhan yang tak lepas dari masalah alangkah baiknya menguatkan mental kita dan tidak menganggap masalah itu sesuatu yang harus dihindari tetapi sesuatu yang HARUS diselesaikan. Karena menghindari masalah bukan cara untuk menghilangkan masalah tersebut tetapi hanya menunda waktu kita menyelesaikannnya. Dengan kita tidak memasukan ke hati dan pikiran, maka kecil juga risiko kita mengalami tekanan perasaan dan kekalutan mental yang besar. Dengan hal itu penderitaan dan kekalutan mental bisa kita hindari.